JENIS – JENIS WACANA
(NARASI, DESKRIPSI,
ARGUMENTASI, DAN PERSUASI
A. ARTI WACANA
Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia wacana adalah : 1) Komunikasi verbal ; percakapan ; 2)
Keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan ; 3) Satuan bahasa terlengkap
yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel,
buku, artikel, pidato atau khotbah ; 4) Kemampuan atau prosedur berpikir secara
sistematis ; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal
sehat ; 5) Pertukaran ide secara verbal.
Beberapa
definisi dan pendapat dari para pakar bahasa mengenai wacana, antara lain oleh
J.S. Badudu (2000) mengatakan wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan
dengan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya,
membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara
kalimat-kalimat itu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wacana merupakan
kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang
mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan dan
tertulis
Dari
pengertian, pendapat dan uraian diatas, jelaslah bahwa wacana merupakan suatu
pernyataan atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan ataupun
tulisan dan memiliki hubungan makna antarsatauan bahasanya serta terikat
konteks. Dengan demikian apapun bentuk pernyataan yang dipublikasikan melalui
beragam media yang memiliki makna dan terdapat konteks didalamnya dapat
dikatakan sebagai sebuah wacana.
Berdasarkan
saluran komunikasinya wacana dapat dibedakan atas ; wacana lisan dan wacana
tulis. Wacana lisan memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang
dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis
ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan
sistim ejaan.
Wacana
dapat pula dibedakan berdasarkan cara pemaparannya, yaitu antara lain ; wacana
narasi, wacana deskripsi, wacana argumentasi dan wacana persuasi
B. URAIAN WACANA NARASI, DESKRIPSI,
ARGUMENTASI DAN PERSUASI
1. Wacana Narasi
Wacana
Narasi adalah salah satu jenis wacana yang menceritakan / mengisahkan sesuatu
peristiwa secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya. Dengan demikian
wacana jenis ini tidak bermaksud untuk mempengaruhi seseorang melainkan hanya
menceritakan sesuatu kejadian yang telah disaksikan, dialamin dan didengar oleh
pengarang (penulisnya). Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan).
Narasi yang bersifat fakta, antara lain biografi dan autobiografi, sedangkan
yang berupa fiksi diantaranya cerpen dan novel.
Contoh wacana narasi :
Kegiatan
disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00. Agar tidak
terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh.
Kemudian, aku segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi
buku yang harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek apakah buku-buku yang aku bawa
sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu. Selanjutnya, aku makan pagi.
Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke
sekolah naik angkutan umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar
enam kilometer. Aku memang membiasakan berangkat pagi-pagi. Maklum, angkutan
kota sering berhenti lama untuk mencari penumpang. Jika aku berangkat agak
siang, wah, bisa terlambat sampai di sekolah.
Di
sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul
12.45. Itu untuk hari-hari biasa. Hari Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang
lebih awal, yaitu pukul 11.00.
Paragraf
narasi diatas berisi sebuah fakta. Apbila dicermati, paragraf tersebut berisi
urutan peristiwa berikut : bangun pukul 04.30, mandi, shalat subuh, berpakaian,
mengecek buku, makan pagi, berangkat sekolah, belajar di sekolah, pulang
sekolah. Rangkaian peristiwa tersebut
dialami oleh tokoh aku. Aku mengalami “konflik” dengan dirinya sendiri, yaitu
kebiasaannya setiap hari.
2. WACANA DESKRIPSI
Wacana
deskripsi adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu
dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar,
membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan. Oleh sebab itu deskripsi yang
baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang
panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar dan sebagainya.
Sebagaimana
menulis wacana-wacana lain dalam menulis wacana deskripsi ada
langkah-langkahnya, yaitu :
1.
Menentukan topik karangan
deskripsi.
2.
Merumuskan tujuan mengarang
desskripsi.
3. Mencari, mengumpulkan
ataupun memilih bahan.
4.
Membuat kerangka karangan.
5.
Mengembangkan karangan.
3.
WACANA ARGUMENTASI
Wacana
argumentasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi pembaca agar dapat
menerima ide, pendapat, atau pernyataan yang dikemukakan penulisnya. Untuk
memperkuat ide atau pendapatnya, penulis wacana argumentasi menyertakan data-data
pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan
penulis.
Dalam wacana
argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenal. Cirri-ciri
tersebut misalnya :
1. Ada pernyataan, ide,
atau pendapat yang dikemukakan penulisnya
2.
Ada alasan, data, atau fakta yang
mendukung
3.
Pembenaran berdasarkan data dan
fakta yang disampaikan.
Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana
atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi,
penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau
karangan perlu disajikan kesimpulan. Contoh kutipan :
Menyetop
bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya
dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola
seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar
mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar
pemain bola jempolan.
Tujuan yang
ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :
1.
Melontarkan pandangan / pendirian
2.
Mendorong atau mencegah
3.
Mengubah tingkah laku pembaca
4.
Menarik simpati
Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya
tulis dsb.
4. WACANA PERSUASI
Wacana
persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena
itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat
mempengaruhi pembaca.
Pendekatan
yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha
membangkitkan dan merangsang emosi.
Contoh :
1.
Propaganda kelompok / golongan,
kampanye
2.
Iklan dalam media massa
3.
Selebaran, dsb
PENGERTIAN, JENIS KUTIPAN, DAN CARA MENULIS
SUMBER KUTIPAN DALAM TEKS, DAN DALAM DAFTAR KEPUSTAKAAN
A. Pengertian Kutipan
Sebelum lebih jauh membicaran tentang kutipan, perlu
kita mengetahui terlebih dahulu apa pengertian atau konsep dari kutipan itu
sendiri. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata kutipan
bersala dari kata, kutip, mengutip
v1 memungut benda kecil kecil
satu demi satu: ~ uang yg berjatuhandi tanah; 2 mengambil
perkataan atau kalimat-kalimat dari buku dan sebagainya; memetik karangan dan sebagainya;
menukil: ~ pasal pasal penting dari kitab undang-undang; 3 mengumpulkan
dari berbagai sumber: ~derma. Kalau kutipan n pungutan;
petikan; nukilan; pengutip n
orang yg mengutip; pemungut dan pengutipan n cara
atau perbuatan mengutip.
Dalam pendapat yang lain bahwa kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa
diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan
lain sebagainya
Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah
karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu
hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup
mengutip karya orang lain tersebut.
Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
1. Landasan teori
1. Landasan teori
2. Penguat
pendapat penulis
3.
Penjelasan suatu uraian
4. Bahan
bukti untuk menunjang pendapat itu.
Selain itu lebih jauh kutipan memiliki fungsi
tersendiri. Adapun fungsi kutipan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan estetika penulisan.
1. Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan estetika penulisan.
7.Memudahkan peninjauan kembali penggunaan
referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
B. Jenis-Jenis Kutipan
Kutipan dalam penulisan karya ilmiah atau lainnya
dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni kutipan langsung dan kutipan tak
langsung.
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pernyataan yang ditulis
dalam susunan aslinya tanpa mendapatkan perubahan sedikitpun. Atau mengutip
sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah.
Ba.han yang dikutip mesti direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber,
tak terkecuali ejaan tanda-tanda baca, dan sebagainya.
kutipan langsung ini diperlukan dengan tujuan
untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu. Seseorang mungkin membuat
pernyataan yang otentik, yang apabila ditulis ke dalam bentuk pernyataan yang
lain, terkesan akan kehilangan keotentikannya.
- Kutipan kurang dari 40 kata.
Kutipan yang kurang
dari 40 kata, maka ditulis diantara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang
terpadau dalam teks utama, dan diketik dengan jarak dua spasi. Contoh: Ibu
Hernawati (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara guru dengan
muridnya dalam kegiatan belajar mengajar.”
- Kutipan 40 kata atau lebih
Apabila kutipan
aslinya berisi minimal 40 kata, maka ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah
dari teks yang mendahuluinya, dan ditulis pada garis baru, sejajar dengan awal
alinea baru, atau ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan
diketik dengan jarak satu spasi (tunggal). Contoh:
Menurut Mariam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan system
distrik:
- Kutipan yang sebagian dihilangkan
Apabila dalam
mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dihilangkan, maka kata-kata
yang dibuang, diganti dengan tiga titik. Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan
di sekolah … diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru.”
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan
kembali pendapat orang lain dengan kata-katanya atau dalam bahasa sendiri. Yang
dikutip hanya pokok-pokok pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dalam sebuah
tulisan, selanjutnya diungkapkan dengan bahasa penulis itu sendiri.
Kutipan tidak langsung ini paling sedikit dapat
dibedakan menjadi dua jenis, atau dua cara dalam mengutipnya. Pertama, dengan melakukan ringkasan,
membuat kesimpulan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.Kedua, dengan melakukan paraphrase,
yakni pengubahan struktur/susunan pada kalimat aslinya menjadi suatu kalimat
yang lain tanpa mengubah makna atau subtansi kalimat/alinea aslinya.
Di samping itu kutipan tidak langsung ini dibedakan menjadi kutipan tidak langsung
panjang dan kutipan tidak langsung pendek.
Contoh kutipan tidak langsung
panjang.
Bagaimana ujud penalaran ilmiah
itu dalam pelaksanaannya? Berikut ini dikemukakan penjelasan Shurter dan
pierce.
Penalaran
induktif merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip/sikap yang
berlaku umum atau suatu kesimpulan yang bersifat khusus berdasarkan atas
fakta-fakta khusus. Penalaran induktif mungkin merupakan generalisasi, analogi
atau hubungan kausal. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan
pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik
kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Di dalam
analogi, inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus ditarik berdasarakan
kebenaran gejala khusus yang bersamaan. Hubungan kausal adalah hubungan
ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat
sebab, atau akibat-akibat.
Penalaran deduktif adalah penalaran untuk menarik kesimpulan yang
bersifat individual/khusus dari suatu prinsip atau sikap yang berlaku umum.
Penalaran itu mencakup bentuk silogisme, yakni bentuk penalaran deduktif formal
untuk menarik kesimpulan dari premis mayor dan premis minor. Kesimpulan di
dalam silogisme selalu harus lebih khusus dari premis-premisnya. Bentuk
penalaran deduktif lainnya ialah entimem, yaitu bentuk silogisme yang
dihilangkan salah satu premisnya.
C. Cara Menulis Sumber Kutipan dalam Teks
Untuk menulis sumber kutipan baik kutipan langsung maupun kutipan tidak
langsung terutama menulis kutipan dalam teks, ada beberapa cara.
Penulisan
sumber kutipan secara umum dengan menggunakan nama akhir dan tahun di antara
tanda kurung. Contohnya: Sebagaimana
dikemuakan oleh Agam (2009:129) bahwa “Kutipan tidak langsung merupakan
pengungkapan kembali maksud penulis dengan kata-katanya sendiri.” Kemudia
apabila terdapat dua pengarang, maka penulisan atau perujukan dilakukan dengan
cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Contohnya: Sebagaimana diutarakan Sharp dan Green (1996:1) bahwa
“Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dengan
kata-katanya sendiri.” Selanjutnya jika pengarangnya lebih dari dua orang, maka
penulisannya adalah dengan menulis nama akhir pengarang pertama dari penulis
tersebut, kemudian diikuti dengan dkk (dan kawan-kawan) atau et al. (et alili).
Pilih salah satu, yang penting konsisten dalam satu karya ilmiah. Contohnya: Sebagaiman dikemukakan Mc
Clelland et al. (1960: 35) bahwa “Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan
kembali maksud penulis dengan kata-katanya sendiri.”
Dalam penulisan
sumber kutipan ini apabila nama penulis tidak disebutkan, maka yang dicantumkan
dalam rujukan tersebut adalah nama lembaga yang menerbitkan, atau nama dokumen
yang diterbitkan, atau nama koran. Kalau untuk karya terjemahan, penulisan
dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Apabila sumber kutipan
dua atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda, dicantumkan dalam satu
tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya. Contohnya: Beberapa studi tentang anak-
anak yang
mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972; Miggs, 1976; Parmenter, 1976)
D. Cara Menulis Sumber Kutipan dalam
Daftar Kepustakaan
Uraian di
atas telah mengupas bagaimana cara menulis atau merujuk sumber kutipan dalam
teks sesuai dengan ketentuan atau pedoman penulisan karya ilmiah. Kemudian pada
pembahasan berikut ini akan dikemukakan pula bagaimana cara menulis sumber
kutipan dalam daftar kepustakaan.
Daftar
kepustakaan atau daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, majalah,
makalah, artikel atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Sedangkan bahan-bahan yang hanya dijadikan bahan bacaan untuk
mendukung wawasan penulis dalam menulis karya ilmiah akan tetapi tidak dikutip,
maka tidak perlu dicantumkan dalam
daftar rujukan atau daftar kepustakaan. Sebaliknya jika bahan bacaan itu
dikutip dalam tulisan/teks harus dicantumkan
dalam daftar kepustakaan.
Penulisan
sumber kutipan dalam daftar kepustukaan ini ada aturan yang harus diindahkan.
Semua rujukan atau sumber kutipan yang akan dicantumkan dalam daftar
kepustakaan harus disusun berdasarkan abjad nama-nama pengarang atau lembaga
yang menerbitkannya. Tidak ada ditulis nomor urut 1,2, 3, dan seterusnya, atau
diberi huruf a, b, c, dan seterusnya. Namun apabila nama pengarang dan nama
lembaga yang menerbitkan itu tidak ada, maka daftar kepustakaan didasarkan pada
judul pustaka tersebut. Prinsipnya, unsur yang mesti dutulis dalam daftar
kepustakaan itu secara berturut-turut meliputi: (1) nama penulis yakni dengan
urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun
penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) kota tempat penerbitan, dan (5)
nama penerbit. Jika penulis atau pengarangnya lebih dari satu orang, cara
penulisan namanya sama dengan penulis pertama.
Cara
penulisan sumber kutipan dalam daftar kepustakaan di atas dapat dibedakan
beberapa macam, sebagai berikut:
1.
Sumber kutipan/rujukan dari buku;
2.
Sumber kutipan/rujukan dari buku
yang berisi kumpulan artikel (ada editornya);
3.
Sumber kutipan/rujukan dalam
jurnal;
4.
Sumber kutipan/rujukan dari
artikel dalam jurnal dari CD-ROM;
5.
Sumber kutipan/rujukan artikel dalam majalah atau
Koran;
6.
Sumber kutipan/rujukan dari Koran tanpa penulis;
7.
Sumber kutipan/rujukan dari dokumen resmi
pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa
lembaga;
8.
Sumber kutipan/rujukan dari lembaga yang
ditulis atas nama lembaga tersebut;
9.
Sumber kutipan/rujukan berupa kerya terjemahan;
10.
Sumber kutipan/rujukan dari skripsi, tesis, atau
disertasi;
11.
Sumber kutipan/rujukan dari makalah yang disajikan
dalam seminar, penataran, atau lokakarya;
12.
Sumber kutipan/rujukan dari
internet berupa karya individu;
13.
Sumber kutipan/rujukan dari internet
berupa artikel dari jurnal;
14.
Sumber kutipan/rujukan dari internet berupa bahan
diskusi;
15.
Sumber kutipan/rujukan dari
internet berupa e-mail pribadi.[1]
Ketentuan dan aturan cara penulisan masing-masing
sumber kutipan/rujukan di atas bersamaan dengan contohnya akan penulis uraikan
di bawah ini, yakni sebagai berikut:
a). Sumber
Kutipan/Rujukan dari Buku.
Dalam penulisan sumber kutipan yang diambil dari buku,
tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis dan diakhiri dengan titik. Judul
buku ditulis dengan huruf miring (italic),
pada setiap awal kata dengan huruf kapital, kecuali kata sambung. Tempat
penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:). Contoh:
Hasibuan, M.S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi.Cet. Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Hodgson, E. dan P.E. levi. 1997.
A Textbook of Modern Toxicology. (2nd ed). Singapore: McGraw-Hill Company Inc.
Apabila ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang
sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, penulisan tahun penerbitan
diikuti dengan lambang huruf a, b, c, dan seterusnya, yang urutannya ditentukan
secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh:
Cornet, L. dan K. Weeks. 1985a. Career
Ladder Plans:Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder
Clearinghouse.
Cornet, L. dan K. Weeks. 1985b. Planning
Career Ladder:Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder
Clearinghouse.
b). Sumber Kutipan/Rujukan dari Buku yang Berisi
Kumpulan Artikel (Ada Editornya).
Menulis rujukan dari buku yang berisi kumpulan artikel yang ada
editornya, hampir sama cara penulisannya dengan menulis rujukan dari buku
seperti di atas, hanya ditambah dengan tulisan (Ed.) baik untuk satu ataupun
lebih editor, diantara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh:
Letherridge, S. dan C.R. Cannon (Ed.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Languange. New
York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI
Komisariat Malang dan YA3.
c). Sumber Kutipan/Rujukan dari Artikel dalam Buku
Kumpulan Artikel (Ada Editornya.
Penulisan sumber kutipan dari artikel dalam buku kumpulan artikel yang
ada editornya, dengan cara nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan
tahun penerbitan. Judul artikel diapet tanda kutip (“…”) tanpa cetak miring.
Nama editor ditulis sebagaimana menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.)
baik untuk satu editor ataupun lebih. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf
miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung. Contoh:
Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. Dalam
Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian
Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm.12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
d).
Sumber Kutipan/rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Penulisan sumber kutipan dari
artikel dalam jurnal, adalah nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan
tahun dan judul artikel diapit tanda kutip, dan huruf kapital pada awal setiap
kata. Kemudian nama jurnal ditulis dengan miring, dan huruf awal dari setiap
katanya dengan huruf kapital kecuali kata tugas atau kata hubung. Bagian akhir
berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan
nomor halaman dari artikel tersebut. Contoh:
Dwiloka, B. 1999. “Kontroversi Isu Minyak Tropis”.
Sain Teks, 6(2): 49-60.
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi”. Forum Penelitian, 1(1):
33-47.
e). Sumber Kutipan/Rujukan dari Artikel dalam
Jurnal dari CD-ROM
Cara penulisan sumber kutipan
dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM, adalah sama dengan penulisan sumber
kutipan dari artikel dalam jurnal yang dicetak seperti di atas, hanya ditambah
dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung. Contoh:
Krashen, S., M.Long, dan R. Scarcella. 1997. “Age, Rate and Eventual
Attaintment in Second Language Acquisition”. TESOL Quarterly, 13:73-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Digital, 1997).
f). Sumber
Kutipan/Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Penulisan rujukan dari artikel dalam majalah atau Koran adalah, dimulai
penulisan nama penulis, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada).
Judul artikel diapit tanda kutip dan huruf kapital pada setiap awal kata,
kecuali kata hubung atau kata tugas. Selanjutnya, nama majalah ditulis dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor
halaman disebut pada bagian akhir. Contoh:
Gardner, H.
1981. “Do Babies Sing a Universal Song?” Psychological
Today, hlm. 70-76.
g). Sumber Kutipan/Rujukan dari Koran tanpa
Penulis
Penulisan sumber kutipan dari
Koran tanpa penulis, yakni nama koran ditulis pada bagian awal dicetak miring.
Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis
dengan huruf besar-kecil yang diapit tanda kutip dan diikuti dengan nomor
halaman. Contoh:
Kompas, 18 Maret 2005. “Rawan Pangan,
Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hlm. 41.
h). Sumber Kutipan/Rujukan dari Dokumen Resmi
Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit tanpa Penulis dan tanpa
Lembaga.
Penulisan Sumber kutipan/rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga, adalah judul
atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti oleh
tahun penerbitan, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
i). Sumber Kutipan/Rujukan dari Lembaga yang Ditulis
Atas Nama Lembaga Tersebut.
Cara penulisan sumber kutipan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga
tersebut, adalah dengan ditulis nama lembaga penanggung jawab langsung paling
awal, diikuti dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat
penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan
tersebut. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
j). Sumber Kutipan/Rujukan Berupa Karya Terjemahan.
Penulisan sumber kutipan berupa karya terjemahan, dapat ditulis dengan
nama penulis asli paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan dicetak miring, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan
kata Tanpa Tahun. Contoh:
Connel, D.W. dan G.J.
Miller. 1990. Kimia dan Entoksikologi
Pencemaran. Terjemahan oleh Y. Koestoer. 1995. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Ary, D., J.C. Jacobs, dan
A. Razaviech. Tanpa tahun. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha
Nasional.
k).
Sumber Kutipan/Rujukan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi.
Penulisan rujukan dari
skripsi, tesis atau disertasi, dapat ditulis dengan nama penulisnya paling
depan dan diikuti dengan tahun yang tercantum dalam sampul, judul skrip, tesis
atau disertasi diapit tanda kutip diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis,
atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama
fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:
Pitayaningrum, C.W. 2004. “Efek Perebusan 30 Menit dengan Daun Kumis Kucing
terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat dalam Hati dan Usus Sapi yang
digembalakan di TPA Jatibarang, Semarang”. Skripsi. Semarang: Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro.
l). Sumber
Kutipan/Rujukan dari makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau
Lokakarya.
Cara penulisan sumber kutiapan
atau rujukan dari makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau
lokakarya, adalah nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun,
judul makalah diapit tanda kutip, seterusnya diikuti dengan pernyataan “Makalah
disajikan dalam ….”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat
penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya. Contoh:
Dwiloka, B. 2003. “Metodologi Penelitian, Sebuah Pengantar”. Makalah
disajikan dalam lokakarya Metodologi Penelitian bagi Dosen-dosen Senior STIE
Surakarta. Surakarta, 13 Juni.
m).
Sumber Kutipan/Rujukan dari Internet Berupa Karya Individu.
Penulisan sumber kutipan dari
internet berupa karya individu, nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan
cetak, diikuti secara berturut-turut tahun, judul karya tersebut diapit tanda
kutip dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses,
diantara tanda kurung. Contoh:
Abadi, C.J. 2002. “Kumis
Kucing”, (Online), (htt”//www. Chang.jaya-abadi.com.jamu-jawa04htm/, diakses 12
Desember 2003).
n).
Sumber Kutipan/Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal.
Penulisan sumber kutipan dari
internet berupa artikel dari jurnal, nama penulis ditulis seperti rujukan dari
bahan cetak, diikuti secara berturut-turut tahun, judul artikel, nama jurnal
diapit tanda kutip dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan
nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Griffith, A.I. 1995.
“Coordinating Familiy and School: Mothering for Schooling”. Education Policy Analysis Archive, (Online),
Vol. 3, No. 1, (http://olam.ed.asu. Edu/e p a a/, diakses
12 Februari 1997).
o). Sumber
Kutipan/Rujukan dari internet Berupa Bahan Diskusi.
Penulisan sumber kutipan dari internet berupa bahan diskusi, nama penulis
ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi diapit tanda
kutip dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan
alamat e-mail sumber rujukan tersebut
disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995.
“Summary of Citing Internet Sites”. NETTRAIN
Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu,
diakses 22 Nopember 1995).
p). Sumber
Kutipan/Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Penulisan sumber kutipan dari internet berupa e-mail pribadi, yakni nama
pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secra
berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (diapit tanda
kutip), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim). Contoh:
Naga, Dali S. (ikip-jk@indo.net.id).
1 Oktober 1997. “Artikel untuk JIP”.
E-mail kepada Ali Saukah (jipsi@mlg.ywcn.or.id).
Demikian beberapa
ketentuan atau aturan cara penulisan sumber kutipan dalam daftar kepustakaan
bersama dengan contohnya. Diharapkan dengan mengetahui ketentuan seperti di
atas, seorang penulis betul-betul memaparkan tulisan atau hasil karya ilmiahnya
dengan penuh tanggung jawab dan berkualitas. Semua sumber kutipan atau rujukan
pada umumnya ada kesamaan dalam penulisannya dalam daftar kepustakaan, akan
tetapi terkadang secara spesifik ada perbedaan diantara satu sama lain sumber
kutipan tersebut dalam penulisannya.
Rerensuman
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Final Tes
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengasuh: Dr. Dra. Hj.Juairiyah,M. Pd
O
L
E
H
Siti Ramdayani
NIM: 09.0212.0549
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI IAIN ANTASARI
PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTRASI AMANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
2010-2011
izin belajar kk
BalasHapusBOLEH
Hapus
BalasHapusLegendaQQ.Net
Pilihan Terbaik Untuk Permainan Kartu Sang
LEGENDARIS !!!
Min Depo 20Rb !!!
Kartu Para Sang LEGENDA !!!
WinRate Tertinggi !!!
Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan
diri anda di Legenda QQ
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama
kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar"
nya !!!
Contact Us :
+ live chat : legendapelangi.com
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9
Terimakasih
BalasHapusTerimakasih atas jawabannya karena sangat bermanfaat .
BalasHapusIya, sama sama
HapusPerkenalkan nama saya dienhaz Septiani,itu adalah komentar dari saya .sekian terimakasih.
BalasHapusiya. terima kasih perkenalannya
HapusIya sama sama, sukses sll ya...
BalasHapus😰😰😰
BalasHapus